Rabu, 26 Januari 2011

Ophiuchus

Ophiuchus Zodiak Terbaru

Ophiuchus, Zodiak Terbaru


"Zodiak selama ini sangat familiar didasarkan pada posisi bumi dan matahari, sejak 3.000 tahun lalu," kata astronom Parke Kunkle. Nah, karena planet mengalami pergeseran, zodiak juga ikut bergeser, lanjutnya. Kini, zodiak memiliki 13 lambang. Generasi terbaru yang lahir adalah Ophiuchus. Anda yang lahir pada periode 29 November hingga 17 Desember berada dalam naungan rasi bintang Ophiuchus.

Bagi yang meyakini adanya keterkaitan rasi bintang dengan kehidupan sehari-hari, boleh jadi berita ini memberikan pengaruh pada diri sendiri. Setidaknya, bersiap menerima perubahan atau boleh jadi Anda memang ternyata lebih cocok dengan karakter pada zodiak baru Anda nanti.
Berikut perubahan zodiak seperti diberitakan sejak Jumat (14/1/2011) lalu:

1. Capricornus: 20 Januari - 16 Februari
2. Aquarius: 16 Februari - 11 Maret
3. Pisces: 11 Maret - 18 April
4. Aries: 18 April - 13 Mei
5. Taurus: 13 Mei - 21 Juni
6. Gemini: 21 Juni - 20 Juli
7. Cancer: 20 Juli - 10 Agustus
8. Leo: 10 Agustus - 16 September
9. Virgo: 16 September - 30 Oktober
10. Libra: 30 Oktober - 23 November
11. Scorpio: 23 - 29 November
12. Ophiuchus: 29 November - 17 Desember
13. Sagitarius: 17 Desember - 20 Januari

ARTI WARNA - PART II

Warna-warna sejuk

Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna ini bisa mempunyai rasa dingin atau impersonal, oleh sebab itu memilih warna-warna sejuk, mungkin bijaksana untuk menambahkan warna dari kelompok lain untuk menghindari ini.

Berikut beberapa makna dari beberapa warna sejuk :
Biru
Positif: keheningan, mencintai, kesetiaan, keamanan, percaya, intelligence
Negatif: kedinginan, ketakutan, kejantanan
Hijau
Positif: uang, pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, healing
Negatif: iri hati, kecemburuan, kesalahan, kekacauan
Ungu
Ungu adalah kombinasi biru dan merah, oleh sebab itu ditemukan baik kategori-kategori
hangat maupun sejuk
Positif: raja, kaum ningrat, spirituality, kemewahan, ambition
Negatif: misteri, kemasgulan
Perak
Positif: glamor, tinggi, anggun, sleek
Negatif: pengkhayal, tidak tulus

Warna Hangat
Merah, merah muda, kuning, orange, warna ungu, dan emas adalah warna hangat. Warna hangat cenderung mempunyai suatu efek kegairahan bagi yang melihatnya. Bagaimanapun ketika warna ini digunakan sendiri dapat menstimulasi, membangitkan emosi kekerasan/kehebatan dan kemarahan. Ketika memilih nada hangat, menambahkan warna dari kelompok yang lain akan membantu ke arah menyeimbangkan ini.

Berikut beberapa makna dari beberapa warna hangat :
Merah
positif: cinta, energi, kuasa, kekuatan, penderitaan, panas
negatif: kemarahan, bahaya, peringatan, ketidaksabaran
Merah muda
positif: sehat, bahagia, feminin, rasa kasihan, manis, suka melucu
negatif: kelemahan, kewanitaan, ketidak dewasaan
Kuning
positif: terang/cerdas, energi, matahari, kreativitas, akal, bahagia
negatif: penakut, tidak bertanggungjawab, tidak stabil
Orange
positif: keberanian, kepercayaan, kehangatan/keramahan, keakraban, sukses
negatif: ketidak-tahuan, melempem, keunggulan
Ungu
- Warna ungu ditemukan di dalam kedua-duanya warna dingin dan hangat
positif: royalti, kebangsawanan, kerohanian, kemewahan, ambisi
negatif: kegaiban, kemurungan
Emas
positif: kekayaan, kemakmuran, berharga, tradisional
negatif: ketamakan, pemimpi

Warna Netral
Coklat, berwarna coklat, gading, kelabu, putih dan hitam adalah warna netral. Warna netral adalah suatu pemilihan agung untuk bergaul dengan suatu palet(lukis) hangat atau dingin. warna-warna itu adalah yang baik untuk latar belakang dalam suatu disain, dan juga cenderung untuk berbicara lebih pelan, penggunaan dari yang lain lebih menaklukkan warna. Tambahkan hitam untuk menciptakan suatu yang lebih gelap ” keteduhan” tentang suatu warna utama, sedang putih ditambahkan untuk menciptakan suatu tongkang/geretan ” warna”.

Berikut beberapa makna dari beberapa warna netral :
Hitam
positif: perlindungan, dramatis, serius, bergaya/anggun, formalitas
negatif: kerahasiaan, kematian, kejahatan/ malapetaka, kegaiban
Kelabu
positif: keamanan, keandalan, kecerdasan/inteligen, padat, konservatif
negatif: muram, sedih, konservatif

Cokelat
positif: ramah, bumi, keluar rumah, umur panjang, konservatif
negatif: dogmatis, konservatif
Putih
positif: kebaikan, keadaan tak bersalah, kemurnian, segar, gampang, bersih
negatif: musim dingin, dingin, jauh (dari berbagai sumber)

Selasa, 25 Januari 2011

Makna Warna Secara Psikologis

Makna Warna Secara Psikologis



Setiap orang memiliki warna favorit. Tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa warna favorit itu dapat mencerminkan kepribadian atau karakter mereka. Berikut adalah beberapa kepribadian atau karakter yang tercermin dari warna favorit seseorang.

Merah

Secara positif, Warna merah melambangkan kesan energik, religius, suci, berani, ingin diperhatikan, warna merah mengandung arti cinta, keberanian, agresif, kekuatan, merdeka, hasrat, erotisme, perjuangan, kecepatan, ketenaran, dan kehangatan.

Secara negatif, melambangkan api, darah, resiko, warna merah mengandung bahaya, perang, iblis, darah, anarki, panas, kekerasan dan siksaan.

Didalam sejarah Cina, warna merah melambangkan sukacita. Warna merah dalam sejarah Cina selalu dapat dikombinasikan dengan warna apa saja dan selalu mengandung makna gembira. Misalnya warna hitam diatas merah atau merah di atas hijau yang bearti suka cita, sedangkan apabila hari-hari khusus yang penuh sukacita seperti pesta pernikahan warna emas diatas warna merah. Sedangkan lambang kerajaan biasanya dilambangkan warna merah diatas warna kuning. 

Warna ini dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. Warna merah dapat mengganggu apabila digunakan pada ukuran yang besar. Merah cocok untuk tema yang menunjukkan keberanian seseorang, sifat energik misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga dan permainan

Merah muda

Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah. Merupakan warna sensual, warna yang penuh emosi dan juga mencerminkan warna tubuh. Di Amerika, warna merah muda dilambangkan untuk gadis kecil yang ceria, sedangkan di Jepang berarti kegembiraan. 

Orange

Warna orange mengandung kecerian, determinasi, ambisi bisa juga berarti kesuksesan, menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier,  kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, independensi. Pada Blog dapat meningkatkan aktifitas mental. Disamping itu warna Orange memberi kesan yang kuat pada elemen yang dianggap penting. 
Selain itu, warna orange juga bisa mengandung pengertian kedengkian, kebimbangan. 

Emas

Mencerminkan prestis (kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.

Warna emas memiliki daya pantul paling tinggi dibanding dengan warna lain. Mengandung nilai yang tinggi seperti emas, kehangatan, pencerahan, intelektual. Kesan negatifnya adalah warna yang sakit, pengecut, penghianat. Didalam beberapa kebudayaan terutama budaya timur, warna emas merupakan warna yang suci. Tetapi dibeberapa tempat misalnya Israel, warna emas berarti penghinaan (karena pengaruh perang dunia kedua).

Hijau

Menunjukkan warna bumi, kesuburan, melambangkan alam, kesegaran, simpati, hidup, muda dan kesehatan atau penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, kemakmuran, uang, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Dapat digunakan untuk relaksasi, menetralisir mata, memenangkan pikiran, merangsang kreatifitas.

Unsur negatifnya adalah warna hijau berarti cemburu, licik, gila. Didalam sejarah Cina, warna hijau adalah warna perempuan. Sedangkan dalam budaya muslim, warna hijau adalah warna yang suci.

Biru

Adalah warna yang paling sering digunakan. Warna biru mempunyai sifat menenangkan. Warna ini memberi kesan komunikatif, melambangkan adil, peruntungan yang baik, kebijaksanaan, perlindungan, inspirasi spritual, tenang, kelembutan, , dinamis, kreativitas, pengabdian, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyaitas, kepandaian, panutan, kekuatan alam, kestabilan, percaya diri, persahabatan dan harmoni, idealisme, kasih sayang, berpikir, konsisten, langit dan laut.

Kesan negatifnya adalah depresi, kesdihan, basi, keraguan, iblis. Di Amerika, warna biru melambangkan anak lelaki yang gagah berani.

Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Biru tidak meminta mata untuk memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna Biru juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut. Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan kuning dapat memberikan kesan kepercayaan dan kesehatan.

Biru tua

Melambangkan kekuatan, kaisar, cinta kebenaran, sabar, nostalgia, spiritual dan kerendahan hati.Warna ini juga bisa berarti penyesalan, penghinaan dan martir.

Coklat

Melambangkan natural, bumi dan mencerminkan sifat dapat dipercaya. Menunjukkan persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras. Warna coklat sangat tidak menarik apabila digunakan tanpa tambahan gambar dan ornamen tertentu, coklat harus didukung ornament lain agar menarik.
Tetapi warna coklat bisa juga berarti kemiskinan dan tandus. Di Jepang, warna coklat berarti wibawa.

Putih

Warna putih merupakan warna yang murni, pencapaian diri, spirituil, kedewaan, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, kedamaian, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, keamanan, kesederhanaan, baik. Warna putih biasa melambangkan malaikat, suster. Warna ini juga bisa berarti mati karena pucat, hantu, dingin dan hampa.

Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi kesan kesederhanaan dan kebersihan. Di Cina, warna putih bila dipadukan dengan warna merah bearti keberuntungan.

Abu-abu

Merupakan warna yang bijaksana, keamanan, kepandaian kesederhanaan, konservatif, praktis, pofesional, kualitas, ketenangan, kedewasaan, tidak egois, dan seimbang. Selain itu warna abu-abu juga bisa mengandung arti lamban, kuno, kesedihan, lemah, mandul. Di Jepang sendiri, warna abu-abu dilambangkan sebagai tentara.

Hitam

Merupakan warna yang memiliki kesan elit, melambangkan perlindungan dan berkelas, perasaan yang dalam, kekayaan, kekuatan, formalitas, agung, teguh dan rendah hati,

Kesan negatifnya adalah penuh misteri, kemarahan, hampa, sedih, putus asa, kejahatan, tidak bahagia, ketakutan, dosa, kematian atau bisa juga penyakit.
Latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan karya seni atau fotografi karena membantu penekanan pada warna-warna lain.

Kuning

Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi, ketidak pastian, resah dan curiga.

Warna Kuning merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian, Sangat efektif digunakan pada blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan kekanakan.

Ungu

Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri. 

sangkuriang (tangkuban perahu)

Sangkuriang (Gunung Tangkuban Perahu)



Pada zaman dahulu kala, tanah Sunda kuno terdapat kerajaan yang sangat makmur, dipimpin oleh seorang Raja dan Ratu yang yang sangat bijaksana. Mereka mempunyai seorang putri yang cantik dan pintar, bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi adalah putri yang manja tetapi pemarah. Menjelang  dewasa, sebagai putri raja, ia pun diajar berbagai ketrampilan yang sangat berguna bagi kaum perempuan sebagaimana layaknya perempuan-perempuan waktu itu. Salah satu ketrampilan yang diajarkan kepada dayang Sumbi sebagai putrid raja adalah menenun.

Pada suatu pagi yang cerah, pada saat Dayang Sumbi sedang asyik menenun, tiba-tiba tanpa sengaja pintalan benangnya jatuh, Dayang Sumbi yang kesal akan ketelodaranya sendiri,  kemudian berucap bahwa siapa saja yang dapat mengambilkan pintalan benang itu, apabila dia wanita maka dia akan dijadikan adiknya, sedangkan apabila dia laki - laki maka dia akan dijadikan suaminya.

Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat seekor anjing jantan berwarna hitam, bernama Tumang, menghampirinya dirinya dengan membawa pintalan benang di mulutnya. Dengan hati yang kecamuk, karena telah terlanjur berjanji, Dayang Sumbi mengambil pintalan benang yang berada di mulut sang anjing ini.

Pada awalnya Dayang Sumbi ingin membatalkan sumpah yang telah diucapkan, karena tidaklah mungkin bagi dirinya untuk menikah dengan seekor anjing. Si Tumang mengetahui apa yang  berkecamuk dalam hati Dayang Sumbi. Si Tumang pun kemudian memberikan penjelasan kepada Dayang Sumbi bahwa ia sebenarnya adalah seorang dewa yang sedang menjalani hukuman dan dikutuk menjadi seekor anjing serta dibuang ke dunia.

Pengakuan ini masih belum cukup bagi Dayang Sumbi. Masak sebagai putri raja ia harus menikah dengan orang yang berwujud seekor anjing, meski ia seorang dewa. Tetapi karena sudah terlanjur bersumpah ia terpaksa harus memenuhi janjinya, dan karena anjing tersebut berjenis kelamin jantan, ia akhirnya menikahi anjing yang bernama si Tumang.

Karena tidak ingin mempermalukan keluarganya, mereka pun pergi menjauhi istana, ke suatu tempat di kampung yang tenang dan tentram, dimana masyarakat tidak mengenal asal –usul mereka. Mereka hidup layaknya masyarakat pada umumnya. Meskipun demikian mereka hidup bahagia dan dikarunai seorang putra bernama Sangkuriang

Karena putra seorang dewa maka Sangkuriang pun mewarisi kesaktian seperti Dewa. Sangkuriang tumbuh ditemani oleh anjing kesayangannya yaitu si Tumang, yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Sangkuriang tidak mengetahui akan hal ini dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.

Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang untuk berburu mencarikan baginya hati sekor rusa yang akan dimasak untuk sebuah perayaan kecil. Sangkuriang pun berangkat mencari hewan buruan ditemani si Tumang, anjing kesayangannya.

Setelah berburu seharian penuh, Sangkuriang belum juga menemukan dan mendapatkan hewan buruannya, dia mulai bingung, gelisah dan takut untuk pulang, karena belum membawa hasil buruan sebagaimana yang diharapkan ibunya.

Dalam keputus-asaannya, Sangkuriang mengambil panah dan tega membunuh si Tumang, anjing kesayangannya dengan anak panahnya. Si Tumang, yang tidak lain adalah ayahnya sendiri dan yang selama ini dengan setia menemani dan menjaganya, akhirnya tewas ditangan Snagkuriang. Dalam keadaan menyesal, Sangkuriang kemudian mengambil hati si Tumang dan segera membawanya pulang kerumah.

Dayang Sumbi merasa heran karena Sangkuriang pulang tanpa ditemani oleh si Tumang dan ia pun bertanya kepada Sangkuriang, kemana si Tumang. Untuk menutupi kesalahannya, Sangkuriang terpaksa berkata bohong kalau si Tumang telah mati diterkam oleh macan.

Namun ibunya tidak percaya, setelah didesak akhirnya Sangkuriang pun menceritakan hal yang sebenarnya. Begitu marahnya Dayang Sumbi mendengar cerita dari Sangkuriang, hingga tanpa sadar gayung yang sedang dipegangnya, dipukulkannya kepada Sangkuriang dan mengenai kepalanya, hingga terluka.

Dayang Sumbi, kemudian mengusir Sangkuriang. Kejadian itu membuatnya sangat marah dan hanya bisa menangis dan menyesali nasib yang dialaminya, sementara Sangkuriang melarikan diri dengan kepala yang masih terluka dan tidak pernah kembali lagi.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya, karena ia kini menjadi hidup sebatang kara. Ia kemudian selalu berdoa dan sangat tekun bertapa, mohon ampun akan kesalahannya. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah, karena ketekunannya bertapa. Ia akan tetap muda selamanya dan memiliki kecantikan abadi.

Waktu terus berlalu, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pria gagah, tampan dan sakti, karena mewarisi kesaktian ayahnya, apalagi setelah ia berhasil menaklukan bangsa siluman yang sakti pula, yaitu Guriang TujuhSetelah sekian tahun berlalu, dalam pengembaraannya meninggalkan kampung halamannya,  ia pun rindu untuk pulang kembali, menengok kampung halamannya.

Dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya ini, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan mereka pun saling jatuh cinta. Sangkuriang dan Dayang Sumbi tidak mengetahui kalau mereka berdua adalh ibu dan anak. Setelah berbincang-bincang beberapa lama, akhirnya Sangkuriang melamar Dayang Sumbi.

Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala Sangkuriang, calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau dan sedang ditunggu-tunggu kepulangannya.

Dayang Sumbi kemudian bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri. Apalagi setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu benar sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan.

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.

Dayang Sumbi sudah berusaha untuk menceritakan kepada Sangkuriang bahwa ia sebenarnya adalah anaknya, namun Sangkuriang tetap pada pendiriannya dan tidak mempercayai apa yang diceritakan oleh ibunya.
Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu.Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum agar menjadi sebuah danau. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah perahu besar untuk menyeberangi danau itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing, sebagai hadiah perkawinan.

Sangkuriang menyanggupi permintaan ini. Malam itu juga Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktian dan bantuan dari para siluman serta mahkluk gaib, pimpinan Guriang Tujuh, dimulailah pekerjaan besar ini. Sungai mulai dibendung dengan menggunakan kayu, batu dan lumpur. Air mulai terbendung dan membentuk sebuah danau yang besar.

Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang.

Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut, sambil memohon kepadasang Hyang Tunggal, untuk menolongnya, agar matahari diterbitkan lebih awal dari biasanya, sehingga akan menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya.

Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar pun menyingsing. Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Para siluman dan mahluk halus lainnya berlari meninggalkan pekerjaanya karena fajar telah tiba. Sangkuriang telah gagal memenuhi permintaan Dayang Sumbi, dia marah bukan kepalang lalu ditendangnya perahu setengah jadi itu kehutan hingga perahu itu jatuh terbalik.

Sangkuriang mengumbar amarahnya. Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota.Kemarahannya ini membuat dewa murka hingga menurunkan bencana, bumi menelan Sangkuriang. Pada saat itulah Sangkuriang menyadari kesalahannya, sebelum ajal menjemput, Sangkuriang menjerit memohon maaf kepada ibunda tercinta.

Waktu berlalu, konon perahu Sangkuriang lambat laun berubah menjadi sebuah gunung. Gunung yang terletak di bagian utara kota Bandung itu kini terkenal dengan nama Tangkuban Parahu ("perahu terbalik"), dan hutan yang ditebangi Sangkuriang dinamakan Bukit Tunggul.

Senin, 24 Januari 2011

teknologi informasi & komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan

Negara Indonesia telah berkomitmen untuk memasuki dan mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Sejak tahun 90-an telah dilakukan berbagai macam ujii coba pendidikan berbasis TIK terutama pada jenjang pendidikan tinggi (dikti) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Targetnya adalah menjangkau seluruh jenjang dan jalur pendidikan.

"Tahun ini kita sudah memberikan akses ke lebih dari sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK, bahkan SD dan SMP pun sudah mulai online. Semua perguruan tinggi negeri sekarang sudah online dengan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) dan lebih 100 perguruan tinggi swasta sudah online," kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo usai membuka Simposium Internasional Open, Distance, and E-Learning 2007 di Discovery Kartika Plaza, Kuta, Denpasar, Bali, Rabu (14/11).

Bambang menyampaikan, kebijakan pemanfaatan TIK untuk pendidikan ini adalah terobosan yang dilakukan secara masal. Saat ini, kata Bambang, sebanyak 70 persen SMK sudah memiliki laboratorium komputer, sedangkan SMA sebanyak 30 persen dan SMP 20 persen. "Pada tahun 2008 pengadaan komputer di sekolah-sekolah akan dilakukan secara besar-besaran, " katanya.

Menurut Bambang, strategi pemanfaatan TIK dimulai dari jenjang pendidikan yang paling siap. Perguruan tinggi, kata dia, telah memulai terlebih dahulu, kemudian pemberian akses dimulai dari jenjang SMA, SMK, dan SMP. "Biasanya daerah perkotaan lebih siap untuk memulai, kemudian kita rembetkan ke daerah pedesaan."

Lebih lanjut Bambang mengatakan, program TIK tidak hanya dibatasi pada pendidikan formal, bahkan sekarang pun pada pendidikan nonformal sudah terdapat program TIK. Saat ini, kata dia, telah diselenggarakan program kursus komputer yang pada akhir program memberikan sertifikasi bertaraf internasional. "Sertifikasi itu namanya International Computer Driving License (ICDL). Ini mulai dikembangkan pada pendidikan nonformal," ujarnya.

Penerapan TIK, kata Bambang, sejak tahun 2005 juga mengembangkan pendidikan menggunakan sarana televisi terutama untuk jenjang SMP. "Semua SMP sekarang sudah menjadi bagian dari TV Education (TVE). Suatu saat nanti antara pendidikan berbasis televisi dan TIK dapat diintergrasikan, sehingga komunikasi lebih sempurna lagi," katanya.***
Sumber: Pers Depdiknas

Kamis, 20 Januari 2011

"ibu pertiwi"

Ibu Pertiwi

Penggubah: GAN


kulihat ibu pertiwi

sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang


hutan gunung sawah lautan

simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa


kulihat ibu pertiwi

kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu


ibu kami tetap cinta

putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa

peristiwa 30 s pki

Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha Kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Latar belakang

PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.

Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965

Pada kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai memberikan 100.000 pucuk senjata chung, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno tetapi belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S. Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan hasutan dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.

Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan nasionalis dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Angkatan kelima

Pada kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai menjanjikan 100.000 pucuk senjata jenis chung, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno tetapi belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S.

Pada awal tahun 1965 Bung Karno atas saran dari PKI akibat dari tawaran perdana mentri RRC, mempunyai ide tentang Angkatan Kelima yang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI.

Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha memprovokasi bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara denga slogan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat". Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan "Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi". Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap sektarian" kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap-kiri untuk membuat "massa tentara" subyek karya-karya mereka.

Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah.

Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapa pun (milik negara=milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana di sana rakyat dan partai komunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat.

Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk kabinet karena jabatannya di militer oleh Sukarno disamakan dengan setingkat mentri. Hal ini dapat dibuktikan dengan nama jabatannya (Menpangab, Menpangad, dan lain-lain).

Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis "rakyat".

Pengangkatan Jenazah di Lubang Buaya

Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis".

Rejim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.

Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rejim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa "NASAKOMisasi" angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima". Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk memecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara.

Isu sakitnya Bung Karno

Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila Bung Karno meninggal dunia. Namun menurut Subandrio, Aidit tahu persis bahwa Bung Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan merupakan alasan PKI melakukan tindakan tersebut.

Tahunya Aidit akan jenis sakitnya Sukarno membuktikan bahwa hal tersebut sengaja dihembuskan PKI untuk memicu ketidakpastian di masyarakat.

Isu masalah tanah dan bagi hasil

Pada tahun 1960 keluarlah Undang-Undang Pokok Agraria (UU Pokok Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UU Bagi Hasil) yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria yang dibentuk pada tahun 1948. Panitia Agraria yang menghasilkan UUPA terdiri dari wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10 kekuatan partai politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun pelaksanaan di daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian massa pengikutnya dengan melibatkan backing aparat keamanan. Peristiwa yang menonjol dalam rangka ini antara lain peristiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan peristiwa di Klaten yang disebut sebagai ‘aksi sepihak’ dan kemudian digunakan sebagai dalih oleh militer untuk membersihkannya.



Keributan antara PKI dan islam (tidak hanya NU, tapi juga dengan Persis dan Muhammadiya) itu pada dasarnya terjadi di hampir semua tempat di Indonesia, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan di propinsi-propinsi lain juga terjadi hal demikian, PKI di beberapa tempat bahkan sudah mengancam kyai-kyai bahwa mereka akan disembelih setelah tanggal 30 September 1965 (hal ini membuktikan bahwa seluruh elemen PKI mengetahui rencana kudeta 30 September tersebut).



Faktor Malaysia

Negara Federasi Malaysia yang baru terbentuk pada tanggal 16 September 1963 adalah salah satu faktor penting dalam insiden ini[1]. Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan salah satu penyebab kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para tentara yang menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan penculikan petinggi Angkatan Darat.“ Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. ”


Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[2] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "Ganyang Malaysia" kepada negara Federasi Malaysia yang telah sangat menghina Indonesia dan presiden Indonesia. Perintah Soekarno kepada Angkatan Darat untuk meng"ganyang Malaysia" ditanggapi dengan dingin oleh para jenderal pada saat itu. Di satu pihak Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan dengan skala tersebut, sedangkan di pihak lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat A.H. Nasution setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia.

Posisi Angkatan Darat pada saat itu serba salah karena di satu pihak mereka tidak yakin mereka dapat mengalahkan Inggris, dan di lain pihak mereka akan menghadapi Soekarno yang mengamuk jika mereka tidak berperang. Akhirnya para pemimpin Angkatan Darat memilih untuk berperang setengah hati di Kalimantan. Tak heran, Brigadir Jenderal Suparjo, komandan pasukan di Kalimantan Barat, mengeluh, konfrontasi tak dilakukan sepenuh hati dan ia merasa operasinya disabotase dari belakang[3]. Hal ini juga dapat dilihat dari kegagalan operasi gerilya di Malaysia, padahal tentara Indonesia sebenarnya sangat mahir dalam peperangan gerilya.

Mengetahui bahwa tentara Indonesia tidak mendukungnya, Soekarno merasa kecewa dan berbalik mencari dukungan PKI untuk melampiaskan amarahnya kepada Malaysia. Soekarno, seperti yang ditulis di otobiografinya, mengakui bahwa ia adalah seorang yang memiliki harga diri yang sangat tinggi, dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk merubah keinginannya meng"ganyang Malaysia".“ Soekarno adalah seorang individualis. Manusia jang tjongkak dengan suara-batin yang menjala-njala, manusia jang mengakui bahwa ia mentjintai dirinja sendiri tidak mungkin mendjadi satelit jang melekat pada bangsa lain. Soekarno tidak mungkin menghambakan diri pada dominasi kekuasaan manapun djuga. Dia tidak mungkin menjadi boneka. ”


Di pihak PKI, mereka menjadi pendukung terbesar gerakan "ganyang Malaysia" yang mereka anggap sebagai antek Inggris, antek nekolim. PKI juga memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungan mereka sendiri, jadi motif PKI untuk mendukung kebijakan Soekarno tidak sepenuhnya idealis.

Pada saat PKI memperoleh angin segar, justru para penentangnyalah yang menghadapi keadaan yang buruk; mereka melihat posisi PKI yang semakin menguat sebagai suatu ancaman, ditambah hubungan internasional PKI dengan Partai Komunis sedunia, khususnya dengan adanya poros Jakarta-Beijing-Moskow-Pyongyang-Phnom Penh. Soekarno juga mengetahui hal ini, namun ia memutuskan untuk mendiamkannya karena ia masih ingin meminjam kekuatan PKI untuk konfrontasi yang sedang berlangsung, karena posisi Indonesia yang melemah di lingkungan internasional sejak keluarnya Indonesia dari PBB (20 Januari 1965).

Dari sebuah dokumen rahasia badan intelejen Amerika Serikat (CIA) yang baru dibuka yang bertanggalkan 13 Januari 1965 menyebutkan sebuah percakapan santai Soekarno dengan para pemimpin sayap kanan bahwa ia masih membutuhkan dukungan PKI untuk menghadapi Malaysia dan oleh karena itu ia tidak bisa menindak tegas mereka. Namun ia juga menegaskan bahwa suatu waktu "giliran PKI akan tiba. "Soekarno berkata, "Kamu bisa menjadi teman atau musuh saya. Itu terserah kamu. ... Untukku, Malaysia itu musuh nomor satu. Suatu saat saya akan membereskan PKI, tetapi tidak sekarang."[2]

Dari pihak Angkatan Darat, perpecahan internal yang terjadi mulai mencuat ketika banyak tentara yang kebanyakan dari Divisi Diponegoro yang kesal serta kecewa kepada sikap petinggi Angkatan Darat yang takut kepada Malaysia, berperang hanya dengan setengah hati, dan berkhianat terhadap misi yang diberikan Soekarno. Mereka memutuskan untuk berhubungan dengan orang-orang dari PKI untuk membersihkan tubuh Angkatan Darat dari para jenderal ini.

Faktor Amerika Serikat

Amerika Serikat pada waktu itu sedang terlibat dalam perang Vietnam dan berusaha sekuat tenaga agar Indonesia tidak jatuh ke tangan komunisme. Peranan badan intelejen Amerika Serikat (CIA) pada peristiwa ini sebatas memberikan 50 juta rupiah (uang saat itu) kepada Adam Malik dan walkie-talkie serta obat-obatan kepada tentara Indonesia. Politisi Amerika pada bulan-bulan yang menentukan ini dihadapkan pada masalah yang membingungkan karena mereka merasa ditarik oleh Sukarno ke dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia ini.

Salah satu pandangan mengatakan bahwa peranan Amerika Serikat dalam hal ini tidak besar, hal ini dapat dilihat dari telegram Duta Besar Green ke Washington pada tanggal 8 Agustus 1965 yang mengeluhkan bahwa usahanya untuk melawan propaganda anti-Amerika di Indonesia tidak memberikan hasil bahkan tidak berguna sama sekali. Dalam telegram kepada Presiden Johnson tanggal 6 Oktober, agen CIA menyatakan ketidakpercayaan kepada tindakan PKI yang dirasa tidak masuk akal karena situasi politis Indonesia yang sangat menguntungkan mereka, dan hingga akhir Oktober masih terjadi kebingungan atas pembantaian di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali dilakukan oleh PKI atau NU/PNI.

Pandangan lain, terutama dari kalangan korban dari insiden ini, menyebutkan bahwa Amerika menjadi aktor di balik layar dan setelah dekrit Supersemar Amerika memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada militer untuk dibunuh. Namun hingga saat ini kedua pandangan tersebut tidak memiliki banyak bukti-bukti fisik.

Faktor ekonomi

Ekonomi masyarakat Indonesia pada waktu itu yang sangat rendah mengakibatkan dukungan rakyat kepada Soekarno (dan PKI) meluntur. Mereka tidak sepenuhnya menyetujui kebijakan "ganyang Malaysia" yang dianggap akan semakin memperparah keadaan Indonesia.

Inflasi yang mencapai 650% membuat harga makanan melambung tinggi, rakyat kelaparan dan terpaksa harus antri beras, minyak, gula, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Beberapa faktor yang berperan kenaikan harga ini adalah keputusan Suharto-Nasution untuk menaikkan gaji para tentara 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tionghoa yang menyebabkan mereka kabur. Sebagai akibat dari inflasi tersebut, banyak rakyat Indonesia yang sehari-hari hanya makan bonggol pisang, umbi-umbian, gaplek, serta bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi lainnya; pun mereka menggunakan kain dari karung sebagai pakaian mereka.

Faktor ekonomi ini menjadi salah satu sebab kemarahan rakyat atas pembunuhan keenam jenderal tersebut, yang berakibat adanya backlash terhadap PKI dan pembantaian orang-orang yang dituduh anggota PKI di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta tempat-tempat lainnya.

Peristiwa

Sumur Lubang Buaya

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol. Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.

Isu Dewan Jenderal

Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan, dan Harjono.

Isu Dokumen Gilchrist
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dokumen Gilchrist

Dokumen Gilchrist yang diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia Andrew Gilchrist beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Dokumen ini, yang oleh beberapa pihak disebut sebagai pemalsuan oleh intelejen Ceko di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB Rusia, menyebutkan adanya "Teman Tentara Lokal Kita" yang mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat[4]. Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada tentara untuk "ditindaklanjuti". Dinas intelejen Amerika Serikat mendapat data-data tersebut dari berbagai sumber, salah satunya seperti yang ditulis John Hughes, wartawan The Nation yang menulis buku "Indonesian Upheaval", yang dijadikan basis skenario film "The Year of Living Dangerously", ia sering menukar data-data apa yang ia kumpulkan untuk mendapatkan fasilitas teleks untuk mengirimkan berita.

Isu Keterlibatan Soeharto

Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan/peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa dielaborasi adalah pertemuan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (pada zaman itu jabatan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat tidak membawahi pasukan, berbeda dengan sekarang) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat
[sunting]
Korban

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)

Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)
Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)

Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

Pasca kejadian

Pemakaman para pahlawan revolusi. Tampak Mayjen Soeharto di sebelah kanan

Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit menanggapi pembentukan Dewan Revolusioner oleh para "pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim di Jakarta untuk mencari perlindungan.

Pada tanggal 6 Oktober Sukarno mengimbau rakyat untuk menciptakan "persatuan nasional", yaitu persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya, dan penghentian kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera menganjurkan semua anggota dan organisasi-organisasi massa untuk mendukung "pemimpin revolusi Indonesia" dan tidak melawan angkatan bersenjata. Pernyataan ini dicetak ulang di koran CPA bernama "Tribune".

Pada tanggal 12 Oktober 1965, pemimpin-pemimpin Uni-Sovyet Brezhnev, Mikoyan dan Kosygin mengirim pesan khusus untuk Sukarno: "Kita dan rekan-rekan kita bergembira untuk mendengar bahwa kesehatan anda telah membaik...Kita mendengar dengan penuh minat tentang pidato anda di radio kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menghindari kekacauan...Imbauan ini akan dimengerti secara mendalam."

Pada tanggal 16 Oktober 1965, Sukarno melantik Mayjen Suharto menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat di Istana Negara. Berikut kutipan amanat presiden Sukarno kepada Suharto pada saat Suharto disumpah[5]:“ Saya perintahkan kepada Jenderal Mayor Soeharto, sekarang Angkatan Darat pimpinannya saya berikan kepadamu, buatlah Angkatan Darat ini satu Angkatan dari pada Republik Indonesia, Angkatan Bersenjata daripada Republik Indonesia yang sama sekali menjalankan Panca Azimat Revolusi, yang sama sekali berdiri diatas Trisakti, yang sama sekali berdiri diatas Nasakom, yang sama sekali berdiri diatas prinsip Berdikari, yang sama sekali berdiri atas prinsip Manipol-USDEK.

Manipol-USDEK telah ditentukan oleh lembaga kita yang tertinggi sebagai haluan negara Republik Indonesia. Dan oleh karena Manipol-USDEK ini adalah haluan daripada negara Republik Indonesia, maka dia harus dijunjung tinggi, dijalankan, dipupuk oleh semua kita. Oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Kepolisian Negara. Hanya jikalau kita berdiri benar-benar di atas Panca Azimat ini, kita semuanya, maka barulah revousi kita bisa jaya.

Soeharto, sebagai panglima Angkatan Darat, dan sebagai Menteri dalam kabinetku, saya perintahkan engkau, kerjakan apa yang kuperintahkan kepadamu dengan sebaik-baiknya. Saya doakan Tuhan selalu beserta kita dan beserta engkau! ”


Dalam sebuah Konferensi Tiga Benua di Havana di bulan Februari 1966, perwakilan Uni-Sovyet berusaha dengan segala kemampuan mereka untuk menghindari pengutukan atas penangkapan dan pembunuhan orang-orang yang dituduh sebagai PKI, yang sedang terjadi terhadap rakyat Indonesia. Pendirian mereka mendapatkan pujian dari rejim Suharto. Parlemen Indonesia mengesahkan resolusi pada tanggal 11 Februari, menyatakan "penghargaan penuh" atas usaha-usaha perwakilan-perwakilan dari Nepal, Mongolia, Uni-Sovyet dan negara-negara lain di Konperensi Solidaritas Negara-Negara Afrika, Asia dan Amerika Latin, yang berhasil menetralisir usaha-usaha para kontra-revolusioner apa yang dinamakan pergerakan 30 September, dan para pemimpin dan pelindung mereka, untuk bercampur-tangan di dalam urusan dalam negeri Indonesia."

Asumsi Penangkapan dan pembunuhan

Penangkapan Simpatisan PKI

Dalam bulan-bulan setelah peristiwa ini, semua anggota dan pendukung PKI, atau mereka yang dianggap sebagai anggota dan simpatisan PKI, semua partai kelas buruh yang diketahui dan ratusan ribu pekerja dan petani Indonesia yang lain dibunuh atau dimasukkan ke kamp-kamp tahanan untuk disiksa dan diinterogasi. Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa Tengah (bulan Oktober), Jawa Timur (bulan November) dan Bali (bulan Desember). Berapa jumlah orang yang dibantai tidak diketahui dengan persis - perkiraan yang konservatif menyebutkan 500.000 orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang. Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu.

Dihasut dan dibantu oleh tentara, kelompok-kelompok pemuda dari organisasi-organisasi muslim sayap-kanan seperti barisan Ansor NU dan Tameng Marhaenis PNI melakukan pembunuhan-pembunuhan massal, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada laporan-laporan bahwa Sungai Brantas di dekat Surabaya menjadi penuh mayat-mayat sampai di tempat-tempat tertentu sungai itu "terbendung mayat".

Pada akhir 1965, antara 500.000 dan satu juta anggota-anggota dan pendukung-pendukung PKI telah menjadi korban pembunuhan dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan di kamp-kamp konsentrasi, tanpa adanya perlawanan sama sekali. Sewaktu regu-regu militer yang didukung dana CIA [1] menangkapi semua anggota dan pendukung PKI yang terketahui dan melakukan pembantaian keji terhadap mereka, majalah "Time" memberitakan:
"Pembunuhan-pembunuhan itu dilakukan dalam skala yang sedemikian sehingga pembuangan mayat menyebabkan persoalan sanitasi yang serius di Sumatra Utara, di mana udara yang lembab membawa bau mayat membusuk. Orang-orang dari daerah-daerah ini bercerita kepada kita tentang sungai-sungai kecil yang benar-benar terbendung oleh mayat-mayat. Transportasi sungai menjadi terhambat secara serius."

Di pulau Bali, yang sebelum itu dianggap sebagai kubu PKI, paling sedikit 35.000 orang menjadi korban di permulaan 1966. Di sana para Tamin, pasukan komando elite Partai Nasional Indonesia, adalah pelaku pembunuhan-pembunuhan ini. Koresponden khusus dari Frankfurter Allgemeine Zeitung bercerita tentang mayat-mayat di pinggir jalan atau dibuang ke dalam galian-galian dan tentang desa-desa yang separuh dibakar di mana para petani tidak berani meninggalkan kerangka-kerangka rumah mereka yang sudah hangus.

Di daerah-daerah lain, para terdakwa dipaksa untuk membunuh teman-teman mereka untuk membuktikan kesetiaan mereka. Di kota-kota besar pemburuan-pemburuan rasialis "anti-Tionghoa" terjadi. Pekerja-pekerja dan pegawai-pegawai pemerintah yang mengadakan aksi mogok sebagai protes atas kejadian-kejadian kontra-revolusioner ini dipecat.

Paling sedikit 250,000 orang pekerja dan petani dipenjarakan di kamp-kamp konsentrasi. Diperkirakan sekitar 110,000 orang masih dipenjarakan sebagai tahanan politik pada akhir 1969. Eksekusi-eksekusi masih dilakukan sampai sekarang, termasuk belasan orang sejak tahun 1980-an. Empat tapol, Johannes Surono Hadiwiyino, Safar Suryanto, Simon Petrus Sulaeman dan Nobertus Rohayan, dihukum mati hampir 25 tahun sejak kudeta itu.

Supersemar
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Supersemar

Lima bulan setelah itu, pada tanggal 11 Maret 1966, Sukarno memberi Suharto kekuasaan tak terbatas melalui Surat Perintah Sebelas Maret. Ia memerintah Suharto untuk mengambil "langkah-langkah yang sesuai" untuk mengembalikan ketenangan dan untuk melindungi keamanan pribadi dan wibawanya. Kekuatan tak terbatas ini pertama kali digunakan oleh Suharto untuk melarang PKI. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Sukarno dipertahankan sebagai presiden tituler diktatur militer itu sampai Maret 1967.

Kepemimpinan PKI terus mengimbau massa agar menuruti kewenangan rejim Sukarno-Suharto. Aidit, yang telah melarikan diri, ditangkap dan dibunuh oleh TNI pada tanggal 24 November, tetapi pekerjaannya diteruskan oleh Sekretaris Kedua PKI Nyoto.

Peringatan

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya

Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September. Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa pemerintahan Soeharto, biasanya sebuah film mengenai kejadian tersebut juga ditayangkan di seluruh stasiun televisi di Indonesia setiap tahun pada tanggal 30 September. Selain itu pada masa Soeharto biasanya dilakukan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya dan dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP Kalibata. Namun sejak era Reformasi bergulir, film itu sudah tidak ditayangkan lagi dan hanya tradisi tabur bunga yang dilanjutkan.

Pada 29 September - 4 Oktober 2006, diadakan rangkaian acara peringatan untuk mengenang peristiwa pembunuhan terhadap ratusan ribu hingga jutaan jiwa di berbagai pelosok Indonesia. Acara yang bertajuk "Pekan Seni Budaya dalam rangka memperingati 40 tahun tragedi kemanusiaan 1965" ini berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok. Selain civitas academica Universitas Indonesia, acara itu juga dihadiri para korban tragedi kemanusiaan 1965, antara lain Setiadi, Murad Aidit, Haryo Sasongko, Sasuke, dan Putmainah.

Rabu, 12 Januari 2011

tinkerbell




Seorang bayi perempuan tertawa untuk pertama kalinya. Tawa itu terbang keluar dari dunia manusia, tiba di Never Land, dan menjadi seorang peri!

Peri baru itu bernama Tinker Bell, dan ia bangga menjadi peri tinker---peri-bakat-memperbaiki. Tapi kemudian ia melihat bakat teman-temannya yang lebih hebat. Vidia, misalnya, yang dapat membuat angin puyuh, sementara ia hanya membuat kuali dan panci!

Tink ingin menciptakan penemuan-penemuan yang luar biasa, tapi hasilnya malah kekacauan. Putus asa, Tink memutuskan untuk kabur dari Pixie Hollow!